Nabi dan Rasul adalah manusia-manusia pilihan yang bertugas memberi petunjuk kepada manusia tentang keesaan Allah SWT dan membina mereka agar melaksanakan ajaran-Nya.
Sebagai seorang muslim,kita perlu patuh kepada Iman Rukun Iman yang kedua iaitu percaya kepada para nabi dan para rasul.
Tidak diketahui berapakah jumlah para nabi yang sebenar tetapi adalah dianggarkan mereka berjumlah lebih kurang 100,000 orang dan manakala para rasul pula dianggarkan berjumlah 300 orang. Walau bagaimanapun jumlah ini tidak dapat dipastikan.
Jumlah para Nabi dan Rasul sangat banyak. Namun yang harus diimani hanya 25 Rasul, sebagaimana yang dijelaskan di dalam Al-Quran.
Ciri-ciri mereka dikemukakan dalam Al-Qur’an,
Surat An-Nisa' Ayat 164
وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلًا لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۚ وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا
Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung.
Surat Al-Ahzab Ayat 39
الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالَاتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلَا يَخْشَوْنَ أَحَدًا إِلَّا اللَّهَ ۗ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ حَسِيبًا
(yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.
Surat Al-Isra' Ayat 55
وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِمَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۗ وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيِّينَ عَلَىٰ بَعْضٍ ۖ وَآتَيْنَا دَاوُودَ زَبُورًا
Dan Tuhan-mu lebih mengetahui siapa yang (ada) di langit dan di bumi. Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian nabi-nabi itu atas sebagian (yang lain), dan Kami berikan Zabur kepada Daud.
Pengertian nabi dan rasul
Pengertian Nabi: Menurut bahasa arab, nabi berasal dari kata Naba. Dikatakan nabi karena ia merupakan seseorang yang telah diberi wahyu oleh Allah SWT dan tidak diperintahkan untuk menyampaikan wahyu atau risalah tersebut kepada umatnya.
Pengertian Rasul: Menurut bahasa arab, rasul berasal dari kata irsal yang artinya adalah memberikan arahan atau membimbing. Jadi rasul merupakan nabi yang diberikan wahyu oleh Allah SWT kemudian diperintahkan oleh Allah untuk menyampaikan wahyu yang telah diberikan kepada umat manusi
Perbedaan Nabi dan Rasul
Nabi
- Seorang Nabi menerima wahyu dari Allah SWT untuk dirinya sendiri.
- Bertugas melanjutkan atau menguatkan syariat dari rasul sebelum nabi tersebut.
- Nabi diutus kepada kaum yang sudah beriman.
- Nabi yang pertama adalah nabi Ada ‘alaihissalam.
- Jumlah nabi sangat banyak bahkan sampai ratusan ribu.
- Setiap rasul adalah nabi namun tidak setiap nabi adalah rasul.
- Nabi hanya mendapatkan wahyu melalui mimpi.
- Ada nabi yang dibunuh oleh kaumnya.
- Rasul menerima wahyu dari Allah SWT guna disampaikan kepada segenap umatnya.
- Diutus dengan membawa syariat yang baru.
- Rasul diutus kepada kaum yang belum beriman (kafir).
- Rasul yang pertama kali adalah Nuh ‘Alaihissalam.
- Jumlah rasul lebih sedikit dibanding dengan nabi.
- Setiap rasul adalah nabi.
- Rasul dapat menerima wahu melalui mimpi maupun melalui malaikat dan ia dapat melihat serta berkomunikasi secara langsung dengan malaikat.
- Seluruh rasul yang diutus Allah selamatkan dari percobaan pembunuhan yang dilancarkan oleh kaumnya.
Sedangkan menurut Syeikh ‘Athiyah Saqar, nabi merupakan seorang manusia yang diberikan wahyu oleh Allah SWT kepadanya untuk diamalkan akan tetapi dia tidak diperintahkan untuk menyampaikannya (menyebarkannya). Sedangkan Rasul merupakan seorang manusia yang diberikan wahyu oleh Allah SWT untuk diamalkan / dilakukan dan dia juga diperintahkan untuk menyampaikannya kepada segenap umatnya. Seorang rasul merupakan nabi namun tidak semua nabi merupakan seorang rasul. berikut ayat yang menggambarkan sifat kenabian dan kerasulan (dalam diri Muhammad SAW):
مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَكِن رَّسُولَ اللَّهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu., tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al Ahzab : 40)
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيرًا
“Hai nabi, Sesungguhnya kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gemgira dan pemberi peringatan.” (QS. Al Ahzab : 45)
Sifat sifat yang dimiliki para Nabi dan Rasul yaitu :
1.Shiddiq (benar)
2.Amanah (dapat dipercaya)
3.Tabliqh (Menyampaikan wahyu kepada umatnya)
4.Fathonah (Pandai/cerdas)
5.Bersifat jaiz yaitu Aradhul Basyariyah (sifat-sifat sebagaimana manusia).
Shiddiq
Sifat ini merupakan suatu kepastian bagi nabi. Sifat ini, walaupun bagi manusia biasa
juga merupakan keharusan, namun untuk bekal dakwah para nabi sifat itu menjadi sesuatu yang mutlak wajib ada, dan bahkan merupakan sifat pembawaan pada diri mereka. Maka tidaklah mungkin bagi seorang nabi, nabi mana pun juga, dari dirinya timbul sesuatu yang dapat merosak kewibawaan seperti berbohong dan berkhianat, memakan harta manusia dengan jalan yang tidak sah, dan sifat-sifat buruk lainnya.
Memandangkan sifat itu tidak wajar bagi manusia biasa, maka bagaimana halnya dengan seorang nabi yang dekat dengan Tuhan atau raul yang mulia? Seandainya boleh terjadi adanya kebohongan pada para nabi, maka pastilah itu tidak berkaitan dengan berita yang disampaikan melalui wahyu atau kemungkinan hanyalah persoalan-persoalan yang berkaitan dengan diri mereka sendiri, atau mereka menciptakannya darikonsep pemikiran
mereka kemudian mereka menyandarkannya kepada Allah secara bohong, namun rasanya
hal itu tidak mungkin terjadi pada mereka.
Oleh kerana itulah kita mendapati Al-Quranul Karim menghukumnya dengan ketentuan yang pasti terdadap setiap yang mencuba mengada-ada dengan atas nama Allah, atau lisannya berbuat dusta. Allah berfirman tentang diri Nabi Muhammad SAW yang bermaksud:
“Seandainya dia (Muhammad ) mengada-adakan sebagai perkataan atas (nama)
Kami, nescaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kananya. Kemudian benar0benar Kami potong urat tali jantungnya. Maka sekali-kali tidak ada seorang pun dari kamu yang dapat menghalang ( Kami ) dari pemotongan urat nadi itu. Dan sesunguhnya Al-Quran itu benar-benar suatu pengajaran bagi orang-orang yang
bertakwa”.
(Al-Haqqah: 44-48)
Ayat ini merupaka ancaman yang menakutkan bagi orang yang membuat dusta nama Allah dalam urusan akidah. Ini adalah suatu ketentuan yang tidak ada ampun (belas kasih) di dalamnya. Ketentuan ini lahir untuk menetapkan kemungkinan yang satu tanpa adanya kejujuran Rasulullah SAW bersarta manusia
Amanah
Maksudnya iaitu bahawa seorang nabi adalah orang yang diberi kepercayaan terhadap wahyu, menyampaikan perintah-perintah Allah dan larangan-larangan-Nya kepada hamba-hamba-Nya dengan tanpa melebihi atau menguranginya, tanpa mengubah atau menantinya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Tala yang bermaksud:
“(iaitu) orang –orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut
kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang pun selain kepada
Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan”.
(Al-Ahzaab: 39)
Jadi semua nabi itu diberi kepercayaan keatas wahyu, mereka menyampaikan urusan-urusan Allah sebagaimana adanya, tidak mungkin bagi mereka untuk membuat khianat atau mereka merahsiakan atas apa yang diperintahkan oleh Allah, kerana khianat itu bertentangan dengan amanah.
Para nabi yang mulia semuanya telah menunaikan amanah dengan cara yang paling
sempurna. Seandainya para nabi itu tidak mempunyai sifat amanah pastilah akan berubah dan berganti risalahnya dan manusia pasti tidak menjadi tenang terhadap wahyu yang diturunkan. Dalam kaitan ini, Sayyidah „Aisyah r.a. berkata:” seandainya Muhammad itu menyimpan sesuatu yang diturunkan Allah padanya pastilah ia menyembunyikan ayat berikut ini ( maksudnya ):
“Dan kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan
menyatakan, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allahlah yang berhak untuk kamu
takuti….”
(Al-Ahzaab: 37)
Masing-masing nabi dan rasul tentu memiliki sifat amanah yang sempurna, supayajiwa menjadi tenang menuju keselamatan wahyu. Segala yang dibawa nabi sesunguhnya semata-mata dari sisi Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Tabliqh
Sifat ini merupakan kekhususan terhadap para rasul yang mulia, yang bermaksud dengannya adalah bahawa rasul itu menyampaikan hukum-hukum Allah serta menyampaikan wahyu yang diturunkan kepada manusia dari langit. Mereka tidak menyembunyikan sedikit pun dari apa yang diwahyukan oleh Allah kepada mereka, walaupun seandainya di dalam penyampaian risalah bagi manusia itu akan menimbulkan suatu penganiayaan yang besar atau kejahatan yang mestinya hanya layak ditimpakan kepada orang-orang yang berbuat kejahatan dan kerosakan.
Demikianlah kita dapat mengetahui bahawa semua para rasul itu mengistiharkan dengan terus terang bahawasanya mereka itu bersungguh-sungguh menyampaikan risalah Allah dan menasihati umat, sampai kepada rasul yang terakhir iaitu Nabi Muhammad SAW, yang mana Allah memerintahkan untuk menyampaikan risalah.
Allah mengutus para Rasul agar dapat memberi peringatan kepada sekalian alam. Allah mengutusnya pada suatu masa kekosongan para rasul agar beliau mematahkan alasan-alasan ahki kitab iaitu orang-orang Yahudi dan Nasrani agar mereka tidak
mengatakan: “Tidak pernah datang kepada kami seorang pemberi khabar gembira dan
pemberi peringatan”.
Rasulullah SAW telah menyampaikan ajaran Tuhanya, dan ketika turun
kepadanya firman Allah yang bermaksud:
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintah
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik”.
(Al-Hijr: 94)
Fathonah
Fatanah adalah kecerdasan dan kecerdikan. Seorang nabi tidaklah diutus kecuali ia mempunyai keagungan dan kecerdikan yang luar biasa, sempurna kecerdasannya dan daya fikiranya. Perhatikanlah firman Allah Taala yang melukiskan tentang Nabi Ibrahim a.s. perhatikanlah sikap Nabi Ibrahim di dalam diskusinya dengan kaumnya yang musyirik, nescaya anda akan mendapatkan di dalamnya tanda-tanda kecerdikan dan kecerdasan pada diri Nabi Ibrahim a.s. menerusi dialog berikut yang bermaksud:
“Maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur terpotong-potong kecuali yang
terbesar ( induk ) dari patung-patung yang lain, agar mereka kembali ( untuk
bertanya ) kepadamya. Mereka berkta: “siapakah yang melakukan perbuatan tuhan-
tuhan kami? Sesungguhnya dia termasuk orng-orang yang zalim”. Mereka berkata: “
( kalau demikian ) bawalah dia dengan cara yang dapat dilihat orang ramai, agar mereka menyaksikan”.
Mereka bertanya: “Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan- tuhan kami, wahai Ibrahim?” Ibrahim menjawab: “Sebenarnya patung yang besar itu yang melakukannya, maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara”.
Maka mereka telah kembali kepada kesedaran mereka dan lalu berkata:
“Sesungguhnya kami sekalian adalah orang-orang yang menganiaya (diri sendiri)”.
Kemudian kepala mereka tertunduk (lalu berkata):
“Sesungguhnya kamu ( wahai Ibrahim ) telah mengetahui bahawa berhala-berhala
itu tidak dapat berbicara”. Ibrahim berkata: “Maka mengapakah kamu menyembah
selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak ( pula )
memberi mudharat kepada kamu?” Ah ( celakalah ) kamu dan apa yang kamu
sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak memahami?”
(Al-Anbiya’: 58-67)
Jaiz
Sifat jaiz bagi rasul adalah sifat kemanusiaan, yaitu al-ardul basyariyah, artinya rasul memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia biasa seperti merasa lapar, haus, tidur, sedih, senang, sakit, berkeluarga dan lain sebagainya. Bahkan seorang rasul tetap meninggal dunia sebagai mana makhluk lainnya. Sifat Rasul-Rasul Allah Swt Di samping rasul-rasul Allah Swt. memiliki sifat wajib dan sifat mustahil, rasul juga memiliki sifat jaiz, tentu saja sifat jaiz-nya rasul dengan sifat jaiznya Allah Swt. sangat berbeda. Allah Swt. berfirman yang artinya: “...(orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan seperti apa yang kamu makan dan dia minum seperti apa yang kamu minum.” (Q.S. al-Mu’minun/23: 33)
Selain sifat-sifat tersebut di atas, rasul-rasul Alah Swt. juga memiliki sifat-sifat yang tidak terdapat pada selain rasul, yaitu seperti berikut.
Ishmaturrasul : yaitu orang yang ma’shum, terlindung dari dosa dan salah dalam kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan wahyu Allah Swt. sehingga selalu siaga dalam menghadapi tantangan, keadaan dan tugas apa pun.
Iltizamurrasul : yaitu orang-orang yang selalu berkomitmen dengan apa pun yang mereka ajarkan. Mereka bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan perintah Allah Swt. meskipun untuk menjalankan perintah Allah Swt. itu mereka harus berhadapan dengan tantangan-tantangan yang berat baik dari dalam diri pribadinya maupun dari para musuhnya. Rasul tidak pernah sejengkal pun menghindar atau mundur dalam menjalankan perintah dari Allah Swt.
Di dunia ini telah banyak Nabi dan Rasul telah diturunkan, Namun yang harus diimani hanya 25 Rasul
sebagaimana yang dijelaskan di dalam Al-Quran. Mereka adalah :
Nabi Adam as
Nabi Idris as
Nabi Nuh as
Nabi Huud as
Nabi Shaleh as
Nabi Ibrahim as
Nabi Ismail as
Nabi Luth as
Nabi Ishaq as
Nabi Ya’qub as
Nabi Yusuf as
Nabi Syu’aib as
Nabi Ayyub as
Nabi Dzulkifli as
Nabi Musa as
Nabi Harun as
Nabi Daud as
Nabi Sulaiman as
Nabi Ilyas as
Nabi Ilyasa as
Nabi Yunus as
Nabi Zakaria as
Nabi Yahya as
Nabi Isa as
Nabi Muhammad saw
Buy metal online - ITanium-ART
BalasHapusMetal titanium belly button rings is a game made winnerwell titanium stove with the properties of titanium same principle and implant grade titanium earrings simplicity it is played titanium security with all its features. The game features various styles and features like free coins,